Rabu, 19 Februari 2014
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Sistem saraf adalah sistem koordinasi
(pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat,
pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit
terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem
saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi
rangsangan.
Sistem saraf termasuk
sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer
terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan
atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan
(respon) terhadap rangsangan.
1. Struktur
Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel
saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai
alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan
kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel
gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
1.1. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf
adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel
yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf
(neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit,
dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron)
beserta penjelasannya:
1.
Dendrit adalah
serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari
badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke
badan sel.
2.
Badan
Sel
adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma.
3.
Nukleus adalah
inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
4.
Neurit
(Akson)
adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit),
berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron
atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5.
Selubung
Mielin
adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk
melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di
antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6.
Sel
Schwann
adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan
membantu regenerasi neurit (akson).
7.
Nodus
ranvier
berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier
tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain,
sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
8.
Sinapsis adalah
pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di
sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian
ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi
zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa
asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf
pada sinapsis.
Sel-sel
saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung
akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut
fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1.
Sel
saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls
(rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol
membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2.
Sel
saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk
membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju
otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3.
Sel
saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat
di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi
untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik
ke sel saraf motorik.
1.2. Sel Glial
Sel Glial berfungsi diantaranya untuk
memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah
astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.
2.
Sistem Saraf Pusat
Pusat saraf berfungsi memegang kendali
dan pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata),
dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang
tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang
belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada
bagian sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu:
1.
Substansi grissea atau bagian materi
kelabu yang terbentuk dari badan sel.
2.
Substansi alba atau bagian materi putih
yang terbentuk dari serabut saraf.
3.
Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia
yang ada di dalam system saraf pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain
itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang
tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan
varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.
2.1. Otak Besar
Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada
banyak lipatan, serta berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan
serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari
guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi
memasok oksigen ke otak besar.
Bila otak besar pada laki-laki beratnya
kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan berat otak besar yang di miliki
kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan
ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun
kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan
tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan
menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan
antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.
2.2. Otak Kecil
Otak Kecil terletak di bagian belakang
kepala dan dekat leher. Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi
gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika
terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan
(kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat
dikoordinasikan.
2.3. Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau
medula oblongata terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang.
Fungsi sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah,
pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan
pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan
impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi refleks
fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan.
2.4. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau medula
spinalis berada di dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi
menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam
yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang
atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi
utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang,
terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf
tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi
penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari
saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf
motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Skema gerak biasa adalah: impuls
(rangsangan) > saraf sensorik > otak > saraf motorik > otot >
gerakan
Skema gerak refleks adalah: impuls
(rangsangan) > saraf sensorik > sumsum tulang belakang > saraf motorik
> otot > gerak refleks
4. Penyakit Pada Sistem
Saraf
Penyakit dan kelainan sistem saraf
adalah penyakit atau kelainan yang mempengaruhi fungsi sistem saraf pada
manusia. Penyakit dan kelainan dapat terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu
otak dan sumsum tulang belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf. Karena
otak adalah pusat kendali dari semua aktivitas sadar kita – berpikir,
berkemauan, mengingat, dan sebagainya – maka penyakit dan kelainan pada otak
dapat menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh tubuh.
Penyakit dan kelainan otak dapat
menyebabkan kekacauan pikir dan emosi, gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis,
dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang khususnya menyerang
otak. Baik batang otak maupun kulit otak dan otak kecil.
5.1. Encephalitis
Encephalitis (Yunani: encekphalos
(otak) dan itis (peradangan)) adalah peradangan otak. Peradangan otak
ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya. encephalomyelitis
adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan meningoencephalitis
adalah peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab
encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat
kimia seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.
5.2. Stroke
Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari
berkurangnya secara drastis aliran darah ke suatu bagian otak atau akibat
pendarahan dalam otak. Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara
atau menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau
makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi, diabetes,
penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama penyebab stroke.
5.3. Alzheimer
Penyakit alzheimer ditandai oleh
kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak
yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin
buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa,
olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil.
Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah
terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut,
penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap
fungsi tubuh.
5.4. Gegar Otak
Kehilangan sementara fungsi otak yang
disebabkan oleh luka relatif ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan
ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi
sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel
berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing,
dan mual.
5.5. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang
dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils
berlebihan sel-sel saraf dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang
kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku
aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2
menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.
5.6. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur
yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari,
dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana
saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung
beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.
5.7. Afasia
Afasia adalah kerusakan dalam
pengungkapan dan kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal
dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau
infeksi.
5.8. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual – yang
kronis dan biasanya kian memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf
secara meluas dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di
kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi
dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai
ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup kehilangan
ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan
hidup yang paling dasar sekalipun.
SUMBER : http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/04/sistem-saraf-pada-manusia.html
\
Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir
dan berkembang di Tanah Arab. Pendirinya ialah Muhammad . Agama ini lahir salah
satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Manusia pada
saat itu hidup dalam keadaan moral yang rendah dan kebodohan (jahiliah). Mereka
sudah tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran nabi-nabi sebelumnya. Hal itu menyebabkan
manusia berada pada titik terendah. Penyembahan berhala, pembunuhan,
perzinahan, dan tindakan rendah lainnya merajalela.
Islam mulai
disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini
mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke
Madinah pada tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Muhammad
mendirikan wilayah kekuasaannya di Madinah. Pemerintahannya didasarkan pada
pemerintahan Islam. Muhammad kemudian berusaha menyebarluaskan Islam dengan
memperluas wilayahnya.
Setelah
Muhammad wafat pada tahun 632, proses menyebarluaskan Islam dilanjutkan oleh
para kalifah yang ditunjuk Muhammad .
Sampai tahun
750, wilayah Islam telah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika Utara, Irak,
Suriah, Persia, Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia, Afganistan,
dan daerah -daerah di Asia Tengah. Pada
masa ini yang memerintah ialah Bani Umayyah dengan ibu kota Damaskus.
Pada tahun
750, Bani Umayyah dikalahkan oleh Bani Abbasiyah yang kemudian memerintah
sampai tahun 1258 dengan ibu kota di Baghdad. Pada masa ini, tidak banyak
dilakukan perluasan wilayah kekuasaan. Konsentrasi lebih pada pengembangan ilmu
pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban Islam. Baghdad menjadi pusat
perdagangan, kebudayaan dan ilmupengetahuan .
Setelah
pemerintahan Bani Abbasiyah, kekuasaan Islam terpecah. Perpecahan ini
mengakibatkan banyak wilayah yang memisahkan diri. Akibatnya, penyebaran Islam
dilakukan secara perorangan. Agama ini dapat berkembang dengan cepat karena
Islam mengatur hubungan manusia dan TUHAN. Islam disebarluaskan tanpa paksaan
kepada setiap orang untuk memeluknya.
Proses Masuk
dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia
Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang
memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak
Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandarbandar perdagangan yang
turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping itu, cara lain yang
turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh.
a. Peranan
Kaum Pedagang
Seperti
halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang
Para
pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat
perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Di
samping itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai
juga didatangi para pedagang.
Mereka
tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama, untuk menunggu
datangnya angin musim. Pada saat menunggu inilah, terjadi pembauran
antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat.
Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan
adat-istiadat, budaya bahkan agama. Bukan hanya melakukan perdagangan, bahkan
juga terjadi asimilasi melalui perkawinan.
Di antara
para pedagang tersebut, terdapat pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang
umumnya beragama Islam. Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para
pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Maka, mulailah ada penduduk
Indonesia yang memeluk agama Islam. Lama-kelamaan penganut agama Islam makin
banyak. Bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di daerah pesisir.
Penduduk
setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada
sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang
dimasyarakat Indonesia. Di samping
itu para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang menikah dengan penduduk
setempat sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam.
Hal ini
berlangsung terus selama bertahun-tahun sehingga akhirnya muncul sebuah komunitas
Islam, yang setelah kuat akhirnya membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari
situlah lahir kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.
b. Peranan
Bandar-Bandar di Indonesia
Bandar
merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang. Bandar juga
merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal
para pengusaha perkapalan . Sebagai negara kepulauan
yang terletak pada jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak
bandar. Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses
masuknya Islam ke Indonesia.
Di
bandar-bandar inilah para pedagang beragama Islam memperkenalkan Islam kepada
para pedagang lain ataupun kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar
menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia. Kalau kita lihat letak
geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam pada umunya terletak di
pesisir-pesisir dan muara sungai.
Dalam
perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi kota bahkan ada yang menjadi
kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa,
Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore.
Banyak pemimpin bandar yang memeluk agama Islam. Akibatnya, rakyatnya pun
kemudian banyak memeluk agama Islam.
Peranan
bandar-bandar sebagai pusat perdagangan dapat kita lihat jejaknya. Para
pedagang di dalam kota mempunyai perkampungan sendiri-sendiri yang
penempatannya ditentukan atas persetujuan dari penguasa kota tersebut, misalnya
di Aceh, terdapat perkampungan orang Portugis, Benggalu Cina, Gujarat, Arab,
dan Pegu.
Begitu juga
di Banten dan kota-kota pasar kerajaan lainnya. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa kota-kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam
memiliki ciri-ciri yang hampir sama antara lain letaknya di pesisir, ada pasar,
ada masjid, ada perkampungan, dan ada tempat para penguasa (sultan).
c. Peranan
Para Wali dan Ulama
Salah satu
cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara
mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan
sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan
misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para
ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial
budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya
setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para
ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.
Di Pulau
Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah
orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada
Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang
memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga
adalah penasihat sultan.
Karena dekat
dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang
dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut.
(1) Sunan
Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada
abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik . Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.
(2) Sunan
Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau
merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.
(3) Sunan
Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya.
Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial .
(4) Sunan
Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban,
Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.
(5) Sunan
Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di
Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan
cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.
(6) Sunan
Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa
Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.
(7) Sunan
Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni
bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.
(8) Sunan
Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak
antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.
(9) Sunan
Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa,
dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.
3. Kapan
dan dari mana Islam Masuk Indonesia
Sejarah
mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan Cina sudah
memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Namun demikian, kapan
tepatnya Islam hadir di Nusantara?
Masuknya
Islam ke Indonesia menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa
pendapat mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah
cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan
Berita Cina zaman Dinasti Tang. Berita itu mencatat bahwa pada abad ke-7,
terdapat permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai
barat Sumatra Utara.
Abad ke-13
Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo
yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa
dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.
Bukti yang
turut memperkuat pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudra
Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1297.
Jika
diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara
Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat
Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya
ialah Kerajaan Samudra Pasai.
Di Jawa,
Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam
Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082
Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya,
diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia.
Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu
tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke
pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua
berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana
Majapahit.
Di
Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab
bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di
Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang
tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam telah
ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk
makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan Timur,
Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiaragama dari Minangkabau yang
bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan
Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan,
seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti
kedatanganIslam ditemukan pada masjid Ki
Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M.
Di Sulawesi,
Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke
Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja
pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang
memeluk Islam pada tahun 1603. Adapun penyiar agama Islam di daerah ini berasal
antara lain dari Demak, Tuban, Gresik , Minangkabau, bahkan dari
Campa. Di Maluku, Islam masuk melalui bagian utara, yakni Ternate, Tidore,
Bacan, dan Jailolo. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh
keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh
Yakub pada abad ke-8.
Sumber :
http://islamic-ind.blogspot.com/
Sabtu, 05 Oktober 2013
PENGERTIAN SENI MUSIK
Ada beberapa pengertian musik, yang diberikan atau hasil pemikiran para ahli, diantaranya ialah:
Musik adalah urutan bunyi-bunyian yang logis tetapi bukan logika dari suatu argumentasi, musik adalah suatu himpunan teratur dari vitalitas, suatu impian di mana bunyi-bunyian bersatu padu dan mengkristalisasi. (Irwin Edman, filusuf Amerika)
Musik adalah bahasa dunia, ia tidak perlu diterjemahkan, dalam musik berbicara dari jiwa kepada jiwa. (Alferd Aurbach, Universitas California)
Seni musik (instrument art) adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat musik tersebut. Bidang ini membahas cara menggunakan instrument musik, masing-masing alat musik mempunyai nada tertentu di samping itu seni musik juga membahas cara membuat not dan bermacam aliran musik, misalnya musik vokal dan musik instrument.
Seni musik dapat disatukan dengan seni vokal. Seni instrument adalah seni suara yang diperdengarkan melalui media alat-alat musik, sedangkan seni vokal adalah melagukan syair yang hanya dinyanyikan dengan perantara oral (suara saja) tanpa iringan instrument musik).
Melihat pengertian musik tersebut, membawa kita pada pengertian musik yang lebih menjurus namun bersifat umum, dalam arti bahwa seni musik merupakan salah satu karya seni.
Pada tingkat peradaban manusia yang masih rendah, seni musik telah diinterpretasikan sedemikian rupa pada hampir seluruh aspek kehidupan, masyarakat primitif memanfaatkan musik tidak hanya sekedar sarana entertainment semata, tetapi mereka mempergunakannya juga sebagai alat untuk upacara ritual keagamaan, adat kebiasaan bahkan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sosial. Apresiasi mereka menunjukkan bahwa musik mempunyai peran yang cukup urgen dalam kehidupan manusia.
Salah satu peran yang cukup menonjol pada seni musik yaitu sebagai mediator. Pada konteks ini seni musik merupakan bahasa universal yang diekspresikan lewat simbol-simbol estetis. Sebagai alat komunikasi musik menjelma secara substansial menjadi sarana aktivitas interaktif antara musisi dan audiencenya (pendengar). Pada tingkat inilah seni musik menunjukkan peran yang cukup luas yang mencakup kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi dan kehidupan religius (keagamaan).
Sebagai salah satu bagian dari seni, pengertian seni musik secara umum, merupakan suatu kumpulan atau susunan bunyi atau nada, yang mempunyai ritme tertentu, serta mengandung isi atau nilai perasaan tertentu.
Ada beberapa pengertian musik, yang diberikan atau hasil pemikiran para ahli, diantaranya ialah:
Musik adalah urutan bunyi-bunyian yang logis tetapi bukan logika dari suatu argumentasi, musik adalah suatu himpunan teratur dari vitalitas, suatu impian di mana bunyi-bunyian bersatu padu dan mengkristalisasi. (Irwin Edman, filusuf Amerika)
Musik adalah bahasa dunia, ia tidak perlu diterjemahkan, dalam musik berbicara dari jiwa kepada jiwa. (Alferd Aurbach, Universitas California)
Seni musik (instrument art) adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat musik tersebut. Bidang ini membahas cara menggunakan instrument musik, masing-masing alat musik mempunyai nada tertentu di samping itu seni musik juga membahas cara membuat not dan bermacam aliran musik, misalnya musik vokal dan musik instrument.
Seni musik dapat disatukan dengan seni vokal. Seni instrument adalah seni suara yang diperdengarkan melalui media alat-alat musik, sedangkan seni vokal adalah melagukan syair yang hanya dinyanyikan dengan perantara oral (suara saja) tanpa iringan instrument musik).
Melihat pengertian musik tersebut, membawa kita pada pengertian musik yang lebih menjurus namun bersifat umum, dalam arti bahwa seni musik merupakan salah satu karya seni.
Pada tingkat peradaban manusia yang masih rendah, seni musik telah diinterpretasikan sedemikian rupa pada hampir seluruh aspek kehidupan, masyarakat primitif memanfaatkan musik tidak hanya sekedar sarana entertainment semata, tetapi mereka mempergunakannya juga sebagai alat untuk upacara ritual keagamaan, adat kebiasaan bahkan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sosial. Apresiasi mereka menunjukkan bahwa musik mempunyai peran yang cukup urgen dalam kehidupan manusia.
Salah satu peran yang cukup menonjol pada seni musik yaitu sebagai mediator. Pada konteks ini seni musik merupakan bahasa universal yang diekspresikan lewat simbol-simbol estetis. Sebagai alat komunikasi musik menjelma secara substansial menjadi sarana aktivitas interaktif antara musisi dan audiencenya (pendengar). Pada tingkat inilah seni musik menunjukkan peran yang cukup luas yang mencakup kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi dan kehidupan religius (keagamaan).
SUMBER : http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-seni-musik.html